Entri Populer

Jumat, 11 Maret 2011

Produk Kota Batu Bakal Dipatenkan DiskoperindagUM

Banyaknya produk Indonesia yang diklaim milik negara lain menjadi pengalaman berharga. Beberapa produk di Kota Batu, seperti minuman sari apel dan beberapa produk lain, bakal dipatenkan. Kepala Bidang Usaha Kecil Menengah Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan & UKM (DiskoperindagUM ) Kota Batu, Dri Atmojo mengakui, dari banyak produk yang dihasilkan oleh UKM hanya satu produk yang dipatenkan. Produk tersebut minuman sari apel dari Agrokusuma.
Padahal masih banyak produk dari Batu yang perlu mendapat perhatian khusus dan sangat perlu mendapatkan hak paten. Di antaranya, hasil produk kerajinan maupun makanan dan minuman. “Produk dari Batu ini beraneka ragam. Sehingga sangat perlu mendapatkan hak paten tersendiri. Kita menganggap ini semua serius,”kata Dri Atmojo di pendapa Pemkot Batu, Jumat (28/8).
Dia lanjutkan, keseriusan itu dirupakan dalam penganggaran bantuan untuk mengurus hak paten. Dalam APBD 2010 nanti, Diskoperindag UKM akan memasukkan poin pengurusan hak paten hasil produk. “Kendati kita memasukkan anggaran untuk mengurus hak paten bukan berarti semua biaya gratis. Nantinya ada biaya sharing antara pelaku usaha dengan pihak pemerintah daerah. Dengan demikian, para pelaku usaha merasa terbantu,” ujarnya.
Sampai saat ini, jumlah pelaku usaha di Batu mencapai 8.000 orang. Pelaku yang masuk dalam data base Disperidag hanya sekitar 5.000. “Kita sedang dalam proses pendataan lebih rinci,”tukasnya. Dia katakan, mengurus hak paten memang tidak mudah. Proses untuk mendapatkan sebuah hak paten pada produk membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Belum lagi termasuk biaya yang dikeluarkan dalam mengurusnya.
“Jadi, sudah sewajarnya pemkot memikirkan masalah itu. Sekarang hanya bisa berharap agar apa yang direncanakan itu bisa berhasil. Terutama dalam proses pelolosan dalam APBD,” kata Dri Atmojo yang saat inimasuk dalam bursa pencalonan Bupati Malang. Salah satu pengrajin alat musik biola dari Kota Batu, Mustafied Chaeroni mengatakan, pemberian hak paten itu sangat penting. Mengingat sudah banyak produk seni atau kerajinan yang sudah diklaim oleh Negara lain.
“Saya sebagai pembuat biola sudah merasa sangat perlu untuk mendapatakan hak paten itu. Namun, lagi-lagi soal dana untuk mengurus hak paten itu yang menjadi kendala. Nah, dalam kesempatan ini kita meminta pemkot Batu bisa memfasilitasi sekaligus membantu kesulitan para pelaku usaha,” ujarnya.
Sekadar diketahui, produk biola dari Mustafied sudah banyak dikenal dari luar negeri. Misalnya Australia dan beberapa negera di Eropa. Ciri khas biola ini terdapat pada bahan dan proses penciptaan. Biola terbuat dari sebuah kayu yang dipahat, bukan tripleks.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar